Selasa, 01 Maret 2016

Undas.co

MC, semua orang bisa ngomong, semua orang bisa jadi mc. lah apa guna nya jadi mc?

Ayo baca undas.co

artikel samarinda yg kekinian. membahas MC Caca Rischa. setelah baca share ke facebook atau twitter ya. buka linknya 👇

http://undas.co/2016/02/caca-rischa/


Dengan mengenakan terusan sederhana berwarna hijau bergaris kuning terang, Caca tampak memikat ketika ditemui saat siang hari di Double Dipps, Alaya, di penghujung tahun lalu. Gaya bicaranya yangceplas-ceplos, begayaan, tak pernah jaim, dan selalu ramah, sepertinya berbanding terbalik ketika melihatnya tampil sebagai pembawa acara bersifat formal seperti pernikahan, gathering, dan pisah sambut pimpinan perusahaan.

Memulai karirnya sejak masih kuliah sebagai model, kemudian host untuk acara anak-anak di televisi lokal, dan penyiar radio dengan segmentasi anak muda, adalah modal dasar yang sangat berguna ketika harus berhadapan dengan orang banyak, juga membuatnya terbiasa luwes pada saat membawakan acara dengan konsep yang berbeda-beda.



Bahkan, gadis kelahiran Samarinda, 18 Juni 1992 ini mempunyai kebiasaan rutin yang selalu dilakukan menjelang acara yang akan dibawakannya, yaitu berdoa. Isinya, semoga acara yang dibawakan sukses, dan menjadi berkah untuk orang lain. Ia percaya, pendahuluan yang baik merupakan setengah kesuksesan.

Mental tahan banting, adalah hal penting lainnya yang harus dimiliki oleh setiap MC. Misalnya, harus siap dicacimaki, atau dimarahi. Ia melanjutkan dengan menceritakan pengalamannya pernah memiliki atasan yang cerewet, dan biang ribet.

“Saya nggak kaget. Ibu saya mempunyai karakter yang sama persis dengan atasan saya. Kebayang dong, keseharian dengan ibu saya di rumah selama bertahun-tahun? Saya tidak marah. Justru ia tahu, kesalahan-kesalahan mana yang bisa diperbaiki. Tidak secara langsung, kita bisa menjadi lebih baik dengan orang-orang yang punya temperamen seperti itu.”

Persiapannya menjelang acara bisa dibilang memakan banyak waktu. Diantaranya, beberapa kali briefing dengan pihak panitia, hingga jenis joke apa yang bisa ia keluarkan. Karena beda penyelenggara acara, tentu beda pula pembawaannya. Bahkan, ia selalu berusaha untuk hadir lebih awal ketika diminta untuk meeting di suatu tempat, agar kepercayaan klien selalu terjaga. Punctuality is a must.

Setelah acara berakhir, ia juga tak segan untuk menyalami setiap orang yang hadir di situ, mengucapkan terima kasih secara pribadi, dan tak lupa untuk memberikan kartu namanya. Bahkan, ia termasuk mudah untuk memberikan pin BBM, id LINE, dan akun jejaring sosialnya. Dari situ, ia mendapatkan beberapa kelebihan. Diantaranya, nama dan rupanya semakin dikenal. Dan yang terakhir, sebagai buzzer berbagai produk.

“Beberapa waktu lalu, saya sempat kewalahan ketika banyak rekan dan klien yang meminta untuk dipromokan produknya. Tak bermaksud serius, iseng saya bilang, “Eh, kalau mau dipromoin, bayar dong…!”, dengan nada bercanda. Eh, ternyata mereka malah membuka harga terlebih dulu. Ya sudah, seperti sekarang. Apapun yang saya pakai, seperti sepatu, baju, aksesori, hingga makanan, sebisa mungkin, saya siarkan tiap hari. Pernah saya dibayar 2 juta rupiah sebulan, hanya bermodalkan ponsel pintar, dan kalimat salin tempel dari klien.” Ujarnya sambil terbahak.

Ditanya tentang bayarannya sekali membawakan acara, ia mematok rentang nominal. Ia bahkan termasuk fleksibel dalam urusan budgeting. Tak segan ia menerima tawaran dengan honor yang sedikit rendah dari idealnya. Dengan catatan, pihak klien dengan jujur merundingkannya di awal pertemuan.

“Honor pertama saya itu 250 ribu rupiah, ketika pertama kalinya menjadi MC. Sekarang, bahkan ada perusahaan yang berani membayar........"

Baca selengkapnya di sini 👇 hanya di undas.co
http://undas.co/2016/02/caca-rischa/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar